Sebuah pH meter terdiri dari elektroda pH dan elektroda referensi. Elektrod pH biasanya terbuat dari kaca dan merespons konsentrasi ion hidrogen ([H+]).
Ketika elektroda pH direndam dalam cairan yang akan diukur, permukaan elektroda bereaksi dengan ion hidrogen dalam cairan untuk membentuk perbedaan potensial. Perbedaan potensial ini sebanding dengan nilai pH cairan.
Sirkuit elektronik di dalam pH meter mengubah perbedaan potensial menjadi sinyal digital dan menampilkannya di layar, sehingga pengguna dapat membaca nilai pH secara langsung.
Banyak pH meter modern dilengkapi dengan sensor suhu yang dapat secara otomatis melakukan kompensasi suhu untuk meningkatkan akurasi pengukuran.
Sebuah pengukur konduktivitas terdiri dari dua elektroda, biasanya terbuat dari platinum atau baja tahan karat. Jarak dan area antara elektroda mempengaruhi hasil pengukuran.
Ketika arus listrik melewati cairan yang akan diukur, ion dalam cairan melakukan listrik. Pengukur konduktivitas mengukur arus yang mengalir melalui elektroda dengan menerapkan tegangan tertentu.
Menurut hukum Ohm (V = IR), konduktivitas (σ) dapat dihitung dari arus yang diukur (I) dan tegangan yang diterapkan (V). Konduktivitas proporsional dengan konsentrasi ion terlarut dalam cairan.
Mirip dengan pH meter, konduktivitas meter juga biasanya dilengkapi dengan sensor suhu untuk mengkompensasi suhu yang berbeda dan memastikan akurasi hasil pengukuran.
pH dan konduktivitas meter menghitung pH dan konduktivitas dengan mengukur perbedaan potensial dan arus cairan melalui interaksi elektroda dengan cairan yang akan diuji. Instrumen-instrumen ini memainkan peran penting dalam pemantauan kualitas air, perlindungan lingkungan dan aplikasi industri.